KELASTER.COM – Memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Languange Day) sesuai yang ditetapkan UNESCO setiap 21 Februari. Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare bersama Tim Penggerak PKK kolaborasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) bahasa daerah SMP/MTs menggelar pagelaran bahasa daerah bertajuk SIOBBI (Siesso Mabbicara Ugi,red) di Gedung Barugae Kompleks Rumah Jabatan Wali Kota Parepare Selasa 21 Februari 2023. Kolaborasi ini dilakukan sebagai upaya revitalisasi bahasa daerah melalui sejumlah kreativitas siswa-siswi dalam berbahasa daerah seperti mendongeng (mappunene), stand up comedy (makkastone), pidato (mappidato), membaca puisi (massanja) dan pameran kaligrafi Lontara serta penampilan tari kreasi dan tradisional Bugis.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Parepare Hj Erna Rasyid Taufan mengapresiasi kegiatan yang menjadi ajang pelestarian bahasa daerah ini.”Pagelaran ini, patut diapresiasi terutama tajuknya SIOBBI, dalam bahasa bugis, itu berarti saling memanggil, tentu ini saling memanggil dalam kebaikan, terutama dalam menggunakan bahasa daerah sebagai pekerjaan rumah kita bersama dalam merevitalisasi dan melestarikannya. SIOBBI’ juga merupakan akronim dari Siesso mabbicara ugi atau sehari berbicara dalam bahasa bugis,”urai Erna.
Kata Erna, hari bahasa ibu internasional kali ini menjadi momentum dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya melestarikan bahasa daerah. “Sebaiknya, ini jangan hanya sehari, tetapi sehari ini menjadi pendorong bagi kita untuk membiasakan diri menggunakan bahasa daerah, terutama di lingkungan keluarga.,”pinta erna.
Erna berharap pengembangan dan pelestarian bahasa daerah bukan hanya menjadi tugas pendidik di sekolah, tetapi menjadi tugas bersama.”Pemerintah punya peran membuat payung hukum agar bahasa daerah terlindungi pelestariannya. Di lingkungan keluarga, orangtua menunjukkan keteladanan kepada anak-anaknya dengan membiasakan berbahasa daerah. Begitupun masyarakat, punya peran mendorong dan memotivasi generasi muda mencintai bahasa daerah semisal berinteraksi di masyarakat menggunakan bahasa daerah,”harap Erna.
Menurut Erna, menguasai bahasa asing perlu. Tapi, jangan lupa bahasa Ibu kita. Jangan sampai kita tersisihdi negeri sendiri akibat lupa identitas, tidak dapat dipungkiri banyak anak-anak malu dan gengsi berbahasa daerah.”Masiri-sirini mabbicara ogi, nasengngi de’na gaul narekko mabbicara ogi. Padahal, itu keren ketika ampu menyandingkan bahasa ibu dengan bahasa nasional ditunjang penguasaan bahasa asing,”terang Erna.
Erna meminta mengingat trigatra bangun bahasa yakni utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing. Itu, tentu baru anak keren menuju Indonesia emas.”Semoga SIOBBI ini dapat memupuk dan mendorong kecintaan anak-anak kita.Apalagi, banyak siswa hadir dalam kegiatan ini, tentu ini dapat menginspirasi membiasakan diri menggunakan bahasa daerah,”ujar Erna.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Parepare Arifuddin Idris juga berharap kegiatan ini dapat memupuk kesadaran agar selalu menggunakan bahasa daerah. “Bahasa daerah adalah identitas yang harus dijaga generasi kita. Semoga yang hadir dalam pagelaran ini dapat memanfaatkan panggung ini dalam menyalurkan bakat dan minatnya dalam bahasa daerah,”jelas Arifuddin.(adv/**)