Kelaster-Sulsel: Universitas Hasanuddin (Unhas) terus berkomitmen memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak langsung kepada masyarakat. Salah satu wujud kontribusi tersebut adalah penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dikembangkan oleh dosen dan mahasiswa Unhas. Melalui kolaborasi antara berbagai pihak, teknologi ini menjadi solusi sederhana, terjangkau, namun efektif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Mahasiswa Unhas, terutama dari program studi Teknik Pertanian, turut berperan aktif dalam pengembangan dan penerapan TTG melalui berbagai inovasi yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), kelompok tani, dan komunitas masyarakat.
Inovasi tersebut berfokus pada pemanfaatan sumber daya lokal dan bahan bekas untuk menciptakan produk bernilai guna tinggi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Beberapa teknologi inovatif hasil karya mahasiswa yang telah diterapkan oleh masyarakat seperti Mesin Pengupas Kopi (Pulper Mobile). Mahasiswa Teknik Pertanian Unhas mengembangkan teknologi yang inovatif dalam komoditi kopi yang diusung oleh A. Abdul Gafur bersama timnya bekerja sama dengan KASUBAG TU UPTD Industri Pengolahan dan Rumah Kemasan. Inovasi yang hadir berupa Modifikasi Motor Bekas Sebagai Mesin Pengupas Kopi (Pulper Mobile). Inovasi ini menggabungkan kendaraan roda dua belas dengan teknologi pengolah kopi. Motor bekas dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu menggerakkan mesin pengupas kopi.
Selain itu ada juga inovasi Perangkat Pengendali Hama Berbasis Limbah Bekas (Yellow Trap). Inovasi ini dikembangkan oleh 2 kelompok mahasiswa yang diketuai oleh Yuni Rahmawati bekerja sama dengan Ketua PKK Banyorang dan Muhammad Khusnul Imam bekerja sama dengan Ketua Kelompok Tani Palaguna. Alat perangkap hama ramah lingkungan ini memanfaatkan warna kuning cerah untuk menarik serangga, yang kemudian terperangkap pada lem perekat. Produk ini terbuat dari bahan bekas dan memberikan solusi efektif tanpa penggunaan pestisida kimia.
Terdapat juga inovasi berupa Pemanfaatan Limbah Ember Bekas Sebagai Jebakan Tikus (Rat Trap) yang dikembang oleh 2 kelompok yang masing diketuai oleh Nur Faisyah bekerja sama dengan Ketua Kelompok Tani Bunga Padi dan Shinta Acehlia Oktaviana Usman bekerja sama dengan Ketua Kelompok Tani Campaga. Inovasi ini sangat sederhana namun efektif untuk para petani. Dengan memanfaatkan barang bekas dan menghindari bahan kimia berbahaya, alat ini menjadi solusi ramah lingkungan untuk melindungi hasil panen.
Tak hanya itu, terdapat inovasi Irigasi Tetes Otomatis Bertenaga Surya. Dedianto Pasomba bersama timnya menciptakan sistem irigasi otomatis yang menggunakan tenaga surya untuk menyiram tanaman secara efisien. Teknologi ini dirancang untuk mendukung pertanian kopi dengan memanfaatkan energi bersih, sehingga mampu meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
Selain itu terdapat pula Pengeringan Kakao Tipe Bed Dryer Hybrid Tenaga Surya dan Gas. Firda Dian Sudirman bersama timnya bekerja sama dengan Ketua P4S Insan Cemerlang mengembangkan alat pengering kakao yang menggabungkan tenaga surya dan gas untuk memberikan fleksibilitas dalam berbagai kondisi cuaca. Alat ini dilengkapi dengan sistem kontrol otomatis yang dapat mengoptimalkan proses pengeringan, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian kakao.
Terdapat juga inovasi yang memanfaatkan hasil panen kakao yaitu Pemanfaatan Limbah Kulit Kakao Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik. Rizwan selaku ketua tim bersama dengan anggotanya bekerja sama dengan Ketua PKK Patalassang mengembangkan inovasi ini dengan memanfaatkan kulit kakao yang selama ini terbuang dan diolah menjadi pupuk organik yang berkualitas. Pupuk ini tentunya dapat menjadi solusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan.
Inovasi lain yang dikembangkan adalah Irigasi Tetes Otomatis untuk Pembibitan Kakao sistem irigasi otomatis dengan teknologi sensor yang dirancang oleh Muh. Arya Aditya dan timnya. Sistem ini memungkinkan penyiraman bibit kakao secara lebih efisien dengan memanfaatkan sensor suhu dan cahaya, mengoptimalkan penggunaan air dan meningkatkan hasil pertanian.
Mengingat proses pemupukan dapat memakan waktu yang lama, Anugrah Feri Hermanto selaku ketua tim bersama anggota timnya mengembangkan inovasi Pemanfaatan Pipa Paralon Sebagai Alat Pemupuk Granula bekerja sama dengan Ketua P4S Mattiro Baji. Tentunya hadirnya inovasi ini dapat membantu dalam proses pemberian pupuk karena menghemat waktu dan tenaga dalam memberikan pupuk kepada tanaman dan juga memastikan distribusi pupuk yang lebih merata.
Selain dari mahasiswa Teknik Pertanian, terdapat karya inovatif yang merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa Teknik Mesin dan Tenik Pertanian Unhas yang diketuai oleh Muh. Ahsan Ridwan mengembangkan alat pengering kopi sebagai solusi bagi petani kopi di Koperasi Tani Bonthain. Inovasi ini diharapkan dapat membantu koperasi mengatasi kendala dalam proses pengolahan kopi, meningkatkan efisiensi pengeringan, serta menghasilkan produk kopi berkualitas lebih baik.
Inovasi-inovasi ini menunjukkan dedikasi Unhas dalam memberikan solusi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Melalui program pengabdian masyarakat, dosen dan mahasiswa Unhas berupaya untuk menciptakan teknologi yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berkelanjutan, mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.(ilo/rmd)