KELASTER.COM, JAKARTA – Sejumlah tokoh bangsa dan akademisi nasional mendeklarasikan sebuah gerakan masyarakat untuk menyelamatkan Indonesia ditengah ketidakpastian yang terjadi saat ini.
Gerakan yang peduli terhadap masa depan negara dan bangsa Indonesia itu dinamai Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Deklarasi KAMI diselenggarakan di RM Gudeg Kendil Mas, Jalan Raya Fatmawati No.76, Jakarta Selatan. Minggu (2/8/2020) pukul 12.30 WIB.
Hadir mendeklarasikan KAMI, Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rizal Ramli, Rochmat Wahab, Abdullah Hehamahua, Kwik Kian Gie, Rachmawati Soekarnoputri.
Kemudian Bachtiar Chamsyah, MS. Kaban, Said Didu, Muhammad Sidik, Anthony Budiawan, Ichsanuddin Noorsy, Muchsin Al-Atas, M. Hatta Taliwang, Mirah Sumirat, Tedjo Edhy, dan Edwin Soekowati.
Sebagai pihak pengundang yakni Ahmad Yani, Adhie M. Massardi, Eko Suryo Santjojo, Moh. Jumhur Hidayat dan Syahganda Nainggolan.
Tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan koalisi ini merupakan gerakan moral untuk mengembalikan arah perjalanan bangsa yang dianggap telah melenceng dari tujuannya sehingga menimbulkan berbagai kesulitan yang terjadi saat ini.
“Kiblat bangsa ini telah melenceng bahwa cita-cita nasional telah jauh dari arah yang benar. Karena itu menyelamatkan Indonesia adalah meluruskan kiblat bangsa kembali jalannya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana yang telah disepakati para pendiri bangsa,” kata Din Syamsuddin.
Din berharap gerakan moral ini bisa menjadi sebuah jalan alternatif untuk memberi masukan yang baik bagaimana berbangsa dan bernegara dengan meninggalkan berbagai kepentingan politik yang membuat negara ini tersandera dalam kepentingan kekuasaan.
“KAMI, saya anggap sebagai gerakan moral lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik. Kita bersatu bersama-sama melalui gerakan moral menyelamatkan Indonesia dari kesulitan ekonomi, dan banyak hal lain,” imbuhnya.
Akademisi dan Ahli Tata Negara, Refly Harun yang hadir dalam acara tersebut mengatakan negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi, mencerdaskan dan mensejahterakan seluruh rakyat, dan bila hal itu tidak dilakukan dengan baik maka partisipasi kelompok masyarakat menjadi alternatif untuk meluruskannya.
“Dalam sejarahnya tidak setiap penguasa mampu menjalankan tugas konstitusionalnya. Tapi karena pemerintah belum mampu atau tidak mampu menjalankan tugas sesuai perundangan maka jangan salahkan kalau kelompok dari masyarakat memiliki hasratnya sendiri tentu dengan jalan yang mereka pilih,” jelasnya.
Agendanya, KAMI akan mendeklarasikan diri sebagai sebuah organisasi independen pada 17 atau 18 Agustus 2020 di Tugu Proklamasi, sebagai simbol dan upaya untuk mengembalikan arah negara sesuai dengan jalan yang telah ditetapkan oleh para pendiri bangsa. (*)