Penulis: Nurul Huda, SE.,MM (Dosen STAI DDI Pangkajene Sidrap)
OPINI – Tahun 1945 menjadi momentum bersejarah bagi Republik Indonesia. Secara de facto, pada 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang siap untuk berdiri tegak di atas tanah air berasaskan Pancasila. Pembacaan teks Poklamasi oleh Bung Karno 75 tahun silam, menjadi tonggak awal perjalanan bangsa ini menuju kemerdekaan sejati.
Berakhirnya tugas pahlawan kemerdekaan tak menghentikan para pemuda untuk terus berjuang bagi cita-cita bangsa Indonesia. Perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa mengantarkan generasi saat ini menuju kemerdekaan yang sejalan dengan kemandirian bangsa. Inilah yang menjadi masa emas bagi generasi muda untuk meneruskan perjuangan pahlawan melalui karya dan kreasi mereka.
Sebagai generasi muda, tugas kita sebenarnya tidak susah-susah amat, cukup mempertahankan kemerdekaan dengan melakukan hal-hal positif dan bermanfaat dengan cara berkarya. Banyak cara untuk berkarya, wujudnya bisa berupa gagasan, hasil pemikiran, buku, seni, maupun gerakan untuk perubahan.
“Berkarya” berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya usaha atau ikhtiar, jadi berkarya adalah melakukan tindakan atau usaha untuk melahirkan dan menghasilkan tindakan atau usaha untuk melahirkan dan menghasilkan sebuah karya. Berkarya adalah ekspresi perasaan, gagasan, dan emosi sehingga menciptakan karya yang mempunyai nilai seni. Tentunya dalam hal ini, harapan bangsa ada di pundak pemuda.
Seperti slogan yang sering kita dengar “Pemuda adalah harapan bangsa”. Mengapa harus pemuda? Karena pemuda adalah generasi emas, secara tenaga dan pikiran masih fresh, daya ingat masih kuat dan jiwa progresif untuk melakukan perubahan. Masa muda adalah masa dimana kita menemukan jati diri, mencari eksistensi, mengembangkan bakat, pemikiran dan inovasi tinggi. Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan karya yang bermanfaat:
Merubah Mindset
Merubah mindset atau pola pikir merupakan hal yang sulit bagi orang yang stagnan dan berjiwa pesimisme. Perubahan cara berpikir akan mustahil kalau bukan dari kesadaran pribadi, terlebih lagi merubah pola pikir orang lain. Ibarat sungai, bila arus pikiran sudah besar, akan sulit dialihkan dan apapun informasi yang “berkunjung” di pikiran tidak banyak mengubah arus pikiran, nah pola pikir yang seperti ini akan diubah menjadi growth mindset.
Seseorang yang memiliki pola pikir berkembang kerap mengambil kesempatan dan belajar dari kesalahan yang mereka perbuat. Mereka meyakini bahwa kecerdasan dapat dikembangkan dan mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk meraih target-target yang mereka tentukan dalam hidup. Dalam hal ini, sudah sepatutnya generasi muda Indonesia membentengi diri dengan sikap kritis, berpola pikir positif, memiliki mental yang kuat dan tetap membentengi diri dengan iman dan akhlak yang baik.
Mr.Fernando seorang motivator dalam sebuh kesempatan seminar nasional menyampaikan bahwa “untuk menghadapi dunia yang semakin maju kita hanya ada dua pilihan yaitu merubah diri secara sadar atau perubahan yang akan merubah anda”.
Perubahan pola pikir dapat dilakukan dengan cara mengubah fixed mindset menjadi growth mindset, merubah pola pikir dari pesimis menjadi optimis, konsumtif menjadi produktif, perpecahan ke persatuan, serta individualistik menjadi kolaborasi.
Menciptakan Ide
Ide adalah bagaimana seseorang dapat memunculkan pemikiran-pemikiran baru untuk tujuan tertentu yang didapat dari proses mencari, menganalisa atau mendapatkan begitu saja dari suatu kejadian yang menciptakan keinginan untuk “mengolah dan membentuk” image yang berbeda dan menghasilkan ide-ide baru.
Menciptakan ide tidak lepas dari kreatifitas menghasilkan gagasan dan ide-ide cemerlang yang didapatkan melalui berbagai macam cara, bisa dengan membaca, menulis, berdiskusi dan mengikuti seminar. Berbagai kegiatan tersebut perlu dirangsang di kalangan generasi muda tanah air dan mereka nantinya berkewajiban menularkan gagasan yang diperoleh untuk pembangunan negeri ini.
Generasi muda sebagai “agent of change” negeri ini dituntut untuk menghasilkan terobosan-terobosan baru menyesuasikan keadaan yang semakin menggila dengan tekhnologi, terlebih lagi memasuki era industri 4.0.
Merealisasikan Ide
Berkarya tidak cukup hanya sebatas menciptakan ide, tapi bagaimana merealisasikan ide-ide menjadi cipta. Ide tanpa tindakan nyata hanya sia-sia saja. Dunia tidak memanggil orang yang punya banyak bakat, banyak ide atau punya otak besar. Yang diperlukan adalah orang yang mau mengambil tindakan.
Bayangkan saja kita mengkonsumsi air mineral dalam kemasan botol, yang awalnya dianggap gagasan gila. Ide menjual air mineral tanpa rasa dan warna dianggap sebagai gagasan yang tidak logis. Orang mungkin mengatakan, untuk apa beli air minum mentah, air sumur pun jadi. Namun siapa sangka, hingga kini air minum kemasan menjadi produk yang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia. Dibalik air minum kemasan yang kita konsumsi sehari-hari terdapat perjuangan yang keras dan ide-ide cemerlang yang direalisasikan dari seorang anak Indonesia yang pernah banyak diremehkan oleh banyak pihak.
“Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukkan air kran ke dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik, mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen,” ungkap the founder Brand AQUA, Tirto Utomo.
Menanamkan Sikap Optimisme
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia,” petikan ungkapan sikap optimisme Bung Karno yang bisa dijadikan panutan buat generasi muda dalam pembangunan bangsa dan negara.
Efek globalisasi jangan dijadikan alasan terjadinya krisis optimisme di Indonesia. Optimis bahwa anak-anak bangsa adalah aset bangsa yang hebat yang dapat menciptakan karya dan cipta untuk negeri ini. Menumbuhkan sikap optimisme bagi generasi muda tentunya tetap menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dan koridor sebagai bangsa Indonesia.
Mari kita memanfaatkan kesempatan dan waktu yang ada untuk berkarya dan terus berkarya. Apalah arti kemerdekaan yang telah diperjuangkan pahlawan kita dulu, kalau kita tak mampu menjaganya.
Dirgahayu bangsaku, dirgahayu negeriku. Merdeka untuk berkarya! (*)