KELASTER.COM, MAKASSAR – Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menjadi narasumber dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Penanggulangan Bencana yang digelar Pemerintah Kabupaten Toraja Utara di Royal Bay Hotel Makassar, Selasa, 9 September 2025.
Kegiatan yang berlangsung sejak 7 hingga 11 September 2025 ini diselenggarakan oleh BPBD Kabupaten Toraja Utara bekerja sama dengan BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan, dengan menghadirkan 44 peserta dari unsur BPBD setempat.
Dalam paparannya berjudul Best Practice Penanggulangan Bencana, Jufri Rahman menegaskan bahwa penanggulangan bencana tidak boleh dipahami hanya sebagai urusan darurat, tetapi harus berbasis pada upaya pengurangan risiko sejak dini.
“Jumlah korban bencana sering kali meningkat bukan semata karena bencananya, tetapi karena ketidaksiapan dalam menghadapinya. Karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat langkah mitigasi, edukasi, perencanaan tata ruang yang bijak, serta membangun kesadaran kolektif masyarakat,” ujar Jufri.
Sulawesi Selatan termasuk salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana, baik bencana alam seperti gempa bumi, banjir, longsor, dan angin puting beliung, maupun bencana non-alam seperti kebakaran hutan dan lahan.
Kondisi geografis dan topografis yang beragam menjadi faktor yang memperbesar potensi risiko.
Menurut Jufri, kegiatan Bimtek seperti ini menjadi langkah nyata untuk meningkatkan kapasitas aparatur dan pemangku kepentingan dalam menghadapi ancaman bencana.
“Para peserta harus menyerap pengetahuan dan keterampilan secara sungguh-sungguh, sehingga dapat diaplikasikan langsung di lapangan untuk melindungi masyarakat,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekda Sulsel juga menyoroti beberapa praktik terbaik (best practice) yang dapat dijadikan rujukan:
Membangun Sistem Peringatan Dini yang Efektif Memanfaatkan teknologi untuk memantau potensi bencana, mempercepat distribusi informasi, dan memastikan kesiapan masyarakat dalam merespons. BPBD bersama aparat desa/kelurahan berperan penting sebagai jembatan komunikasi.
Meningkatkan Resiliensi Masyarakat Literasi kebencanaan dan program desa tangguh bencana terbukti mampu menekan risiko korban jiwa. Hal ini perlu diperkuat di Toraja Utara dan daerah rawan lainnya di Sulsel.
Mendorong Kolaborasi Lintas Sektor
Penanggulangan bencana bukan hanya urusan pemerintah. Dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi masyarakat, dan media massa memiliki kontribusi besar dalam mempercepat dan memperluas cakupan penanganan bencana.
Belajar dari Daerah dan Negara Lain
Inovasi berbasis teknologi, kearifan lokal, hingga integrasi materi kebencanaan dalam kurikulum pendidikan dapat menjadi inspirasi untuk memperkuat mitigasi di tingkat daerah.
Jufri menutup paparannya dengan menegaskan bahwa keberhasilan penanggulangan bencana terletak pada tiga hal utama, yakni kesadaran, kesiapsiagaan, dan kebersamaan.
Jika tiga hal ini dijaga, maka dampak bencana dapat diminimalkan, korban jiwa dan kerugian dapat ditekan, dan masyarakat bisa lebih terlindungi.
“Kami mendorong agar pelatihan seperti ini diperluas ke daerah-daerah lain yang rawan bencana di Sulsel,” pungkasnya.(*)