KELASTER.COM, MAKASSAR – Musyawarah Daerah (Musda) X DPD I Partai Golkar Sulsel yang diusul dilaksanakan Agustus mendatang di Jakarta, munculkan beragam tafsir dan spekulasi adanya ‘restu’ DPP kepada salah satu kandidat.
Empat kandidat bakal calon akan bersaing memperebutkan kursi Ketua Golkar Sulsel, yakni Ketua DPD II Golkar Parepare Taufan Pawe, Ketua DPD II Golkar Pangkep Syamsuddin Hamid, anggota DPR RI Fraksi Golkar, Supriansa dan Hamka B Kady.
Taufan Pawe dan Syamsuddin Hamid adalah figur yang kini menjabat kepada daerah, masing-masing Wali Kota Parepare dan Bupati Pangkep.
Sementara Supriansa dan Hamka B Kady merupakan anggota DPR RI dari Fraksi Golkar.
Namun diantara keempat kandidat, Supriansa yang mendapat rekomendasi dari Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto.
Rekomendasi ini kemudian menimbulkan beragam tafsir. Diantaranya disebutkan sebagai sinyal bahwa DPP merestui Supriansa sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Taufan Pawe yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Parepare menilai, bahwa rekomendasi itu bukanlah harga mati bahwa DPP menginginkan Supriansa terpilih dalam Musda Golkar Sulsel.
“Saya mencermati konsideran lahirnya rekomendasi itu karena adanya surat permohonan dari Saudara Supriansa yang ingin ikut serta dalam proses penjaringan pelaksanaan Musda, dan disikapi DPP. Ketua Umum DPP, Bapak Airlangga yang kita tahu sosok pribadi kuat, berwawasan dan berpikir demokratis luas tentu memberikan izin kepada siapa saja kader yang ingin bertarung,” terang Taufan Pawe, Rabu (29/7/2020).
Namun Taufan mengingatkan pada poin 2 rekomendasi itu, pada huruf a dan b. Secara jelas DPP meminta agar Supriansa mengikuti norma, aturan, dan bahkan tata tertib dalam proses penjaringan hingga pemilihan dalam Musda, dan semua pemilik suara diserahkan sepenuhnya untuk menentukan dukungannya masing-masing.
Karena itu, Taufan menilai bahwa rekomendasi itu hanya sebatas pemberian izin dari DPP kepada Supriansa untuk ikut dalam proses Musda. Bukan diartikan sebagai penegasan DPP dalam hal ini Ketua Umum menginginkan agar Supriansa harus menjadi Ketua Golkar Sulsel.
“Sebagai kompetitor, sebagai salah satu bakal calon, saya sangat menginginkan tidak ada keberpihakan dalam proses Musda. Karena proses Musda ini untuk mencari figur-figur yang tepat. Mencari kader-kader yang tepat untuk membesarkan Partai Golkar di Sulsel,” imbuh Taufan.
Taufan berharap proses pelaksanaan Musda berjalan secara fair play. Karena asas-asas, ketentuan, etika yang diatur dalam Partai Golkar, itulah pintu awal yang harus dilewati oleh semua bakal calon, agar hasil Musda dapat dipercaya oleh semua lapisan masyarakat. (*)