KELASTER.COM .MAKASSAR Universitas Hasanuddin bersama Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Sulawesi Selatan menyepakati kerja sama untuk mewujudkan Sulawesi Selatan bebas dari kanker payudara stadium lanjut.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA) dan Ketua YKI Sulsel (Ir. Liestiaty F. Nurdin, M. Fish).
Kegiatan yang dirangkaikan dengan webinar online bertema “Kanker Payudara dan Riwayat Keturunan Dalam Keluarga” berlangsung pukul 10.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal youtube YKI Cabang Sulsel, Kamis (27/08).
Pada kesempatan tersebut, Ketua YKI Cabang Sulsel, Ir. Liestiaty F. Nurdin, M. Fish., menjelaskan pentingnya deteksi dini terhadap gejala yang merujuk pada kanker payudara. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan penanganan dan persentase sembuh lebih besar.
“Akan lebih mudah untuk disembuhkan ketika mendapatkan penanganan diawal kasus, sehingga bebas dari kanker stadium lanjut. Selain itu, melalui kerjasama ini kami harapkan Unhas mendukung program YKI Sulsel dalam upaya preventif kanker guna meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan masyarakat,” jelas Ir. Liestiaty.
Menanggapi hal tersebut, Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., dalam sambutannya menyambut baik kerja sama dengan YKI Cabang Sulsel. Dari sisi sumber daya dan sarana prasarana, Unhas siap mendukung dan berperan secara aktif dalam mengedukasi, serta memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terindikasi kanker payudara.
“Selain mendukung proses edukasi, Unhas siap melakukan pelayanan. RSPTN Unhas memiliki layanan cancer center terbaik di Indonesia Timur. Selain itu, Unhas banyak menjalin kerjasama dengan berbagai mitra, dan melatih berbagai ners khusus enkologi. Jadi, secara umum Unhas siap menindaklanjuti kerja sama ini agar terlepas dari kanker stadium lanjut,” jelas Prof Dwia.
Usai penandatanganan MoU kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan materi dari dr. Septiman Rachman, Sp.B (K) Onk., selaku narasumber dalam webinar online yang diikuti kurang lebih 200 peserta.(ILO)