KELASTER.COM – Pandemi Covid-19 berkepanjangan berdampak langsung bagi pelaku UMKM dan tren negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Kementerian Keuangan, Indonesia mengalami resesi ekonomi sebesar 3,49% di kuartal ketiga 2020. Dalam situasi ini, perlu adanya pemberdayaan UMKM khususnya wirausaha perempuan yang terbukti selama ini menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 99,99% dari jumlah pelaku usaha, mampu menyerap tenaga kerja dunia usaha sebesar 97%, dan berkontribusi sebesar 61,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Data Bank Indonesia menunjukkan aktivitas wirausaha perempuan di sektor UMKM mempunyai peran signifikan karena lebih dari 60% UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan. Oleh karena itu, masa pandemi ini menjadi krusial untuk melakukan pemberdayaan wirausaha perempuan Indonesia.
Menanggapi tantangan ini, Pertamina Foundation melalui program PFPreneur, mengadakan Pelatihan Kewirausahaan via daring bertajuk Women Leaders and Entrepreneurs: Membangun Wirausaha Wanita Tangguh. Pelatihan selama tiga hari, mulai dari tanggal 15 – 17 Desember 2020 secara Virtual ditujukan untuk 1006 wirausaha perempuan yang tergabung dalam 162 kelompok.
“Pandemi bukan sesuatu yang harus diratapi oleh womenpreneur, tetapi menjadi situasi dimana womenpreneur harus mereview, bertransformasi, dan menyesuaikan bisnis atau usahanya untuk menjadi lebih baik, lebih cepat, dan adaptif terhadap situasi pandemi ini. Saya yakin dengan adanya pelatihan dan ajang PFPreneur ini, mampu mendorong semangat dan memberikan banyak pengetahuan kepada womenpreneur tangguh untuk membawa bisnisnya tidak hanya mencapai tahap go-modern dan go-digital, melainkan akan menjadi bisnis atau usaha yang go-global di masa depan. Womenpreneur dengan passionate, tangguh dan, mengutamakan kerja sama serta gotong royong dengan anggotanya yang akan survive. Kemenangan dirayakan bersama. Kegagalan bisa dipanggul bersama,” pungkas Agus Mashud S. Asngari selaku Presiden Direktur Pertamina Foundation.
Dalam pelatihan ini, Pertamina Foundation berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, untuk memberikan materi dan mentoring pelaku usaha, seperti digital marketing, manajemen keuangan, sertifikasi dan perizinan usaha, canvas business model, serta branding dan pemasaran. Selain itu, materi lainnya yang tidak kalah penting, yakni pengelolaan konflik antara bisnis dan keluarga mengingat wirausaha perempuan notabene adalah dalam skala mikro dan keluarga.
Materi pelatihan diberikan oleh jajaran ahli maupun profesional di bidang pengembangan kewirausahaan dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta, seperti Dr. Boyke Rudy Purnomo, MM., CFP., Marsiyamto, SE., Rocky Adiguna, Ph.D., Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc., Dr. Risa Virgosita, M.Sc., dan Dr. Yulia Arisnani Widyaningsih, MBA.
“UMKM dan womenpreneur adalah dua hal yang memiliki peran krusial dalam perekonomian Indonesia. Maka dari itu, pelatihan ini menjadi penting supaya pengetahuan praktis dari berbagai aspek yang diberikan oleh tim FEB UGM dan Pertamina Foundation, dapat meningkatkan kompetensi dan menjadi bekal bagi wirausaha perempuan PFPreneur untuk selalu adaptif dan responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis,” ungkap Bayu Aji Aritejo, Sekretaris Bidang Pelatihan dan Pengabdian Masyarakat P2EB Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Pelatihan ini menjadi salah satu rangkaian ajang PFPreneur 2020 untuk membantu pengembangan minat dan potensi usaha kecil dan menengah serta mendorong pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan. Pertamina Foundation berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas wirausaha perempuan, daya saing usahanya, dan mempersiapkan usahanya untuk bermitra dengan pihak ketiga. Melalui program PFPreneur, Pertamina Foundation bertekad menciptakan 5000 kewirausahaan perempuan selama 5 tahun kedepan. Wanita wirausaha yang unggul, mandiri, dan mampu berkontribusi memajukan perekonomian masyarakat.(*)