Home Berita Mahasiswa KKN Unhas Sosialisasi Budidaya Ikan dalam Ember di Sinjai

Mahasiswa KKN Unhas Sosialisasi Budidaya Ikan dalam Ember di Sinjai

by Saleh

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unhas mengadakan sosialisasi budidaya ikan dalam ember, pada 6 Juli 2024 di Kantor Desa Bonto Salama, Sinjai.

Kegiatan ini dihadiri 22 peserta, termasuk kepala dusun dan warga setempat, yang menunjukkan antusiasme tinggi selama berlangsungnya acara. Dalam sosialisasi ini, para peserta diberikan edukasi tentang cara pembuatan wadah dan pemeliharaan budidaya. Mereka juga mendapat penjelasan tentang faktor-faktor yang bisa menyebabkan kegagalan Budikdamber, seperti kualitas air yang harus dijaga sebelum penebaran bibit ikan.

Desa Bonto Salama, yang terletak di Kecamatan Sinjai Barat ini memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan perikanan air tawar. Namun, potensi ini sempat terkendala dan harus terhenti karena beberapa faktor. Untuk mengatasi hal ini, sebuah alternatif baru diperkenalkan kepada masyarakat desa, yaitu Budidaya Ikan Dalam Ember atau Budikdamber.

Budikdamber merupakan teknik budidaya ikan yang ramah lingkungan dengan memadukan budidaya ikan dan sayuran menggunakan ember sebagai wadah. Metode ini tidak hanya efisien, tetapi juga mudah diadopsi oleh masyarakat karena tidak memerlukan biaya besar.

Air yang digunakan untuk budidaya ikan dalam ember juga dimanfaatkan sebagai media tumbuh kembang bagi tanaman sayuran, menciptakan solusi pertanian dan perikanan yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Salah satu peserta, Haikal, menanyakan mengenai faktor kegagalan Budikdamber. Pemateri menjelaskan pentingnya menjaga kualitas air dengan melakukan pengendapan air di ember dan mencampurkan cairan probiotik agar pH air sesuai dengan kebutuhan ikan. Selain itu, perawatan yang telaten, seperti pengecekan rutin dan penggantian air, sangat diperlukan untuk memastikan kesuksesan budidaya.

Muh. Wahyudi, seorang warga dari Dusun Baru Desa Bonto Salama, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.

“Budikdamber ini sangat bermanfaat karena kita dapat menggunakan bahan-bahan bekas sebagai media penanaman sayuran dan budidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan makanan keluarga,” ujar Wahyudi.

Ia juga menambahkan saran agar masyarakat menggunakan ember yang lebih besar untuk meningkatkan kapasitas budidaya.

Program Budikdamber ini mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat setempat, karena teknologi ini dinilai tepat guna, sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat menjawab permasalahan yang ada. Budikdamber diharapkan dapat menjadi solusi yang berkelanjutan bagi pertanian dan perikanan di Desa Bonto Salama. (ilo/rmd)

Related Articles