EVAIRAWATI, S.Si.,M.Pd
CGP ANGKATAN 5
SMAN 5 PAREPARE
Kelaster.com – Standar Nasional Pendidikan Indonesia mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya serta masyarakat. Sebagai pendidik kita menyadari bahwa setiap anak yang ada diruang-ruang kelas memiliki keunikan, karakteristik, dan kodrat masing-masing sehingga dengan keberagaman yang mereka miliki tugas kita adalah menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap individu peserta didik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar individu peserta didik, guru menyesuaikan proses pembelajaran melalui pembelajaran berdiferensiasi. Jadi pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik berupa kesiapan belajar (readiness), minat belajar dan profil belajar peserta didik.
Untuk menciptakan pembelajaran diferensiasi dikelas, hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang guru adalah yang pertama menetapkan tujuan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang kedua melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan aspek kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar peserta didik melalui pengamatan atau observasi, asesmen diagnostik, wawancara, atau survey dan lain-lain. Setelah memperoleh data kebutuhan belajar peserta didik dikelas yang ketiga adalah merencanakan pembelajaran berdiferensiasi terkait strategi, model, metode pembelajaran maupun metode penilaian atau asesmen yang digunakan. Kemudian yang keempat adalah mengevaluasi dan merefleksikan pembelajaran diferensiasi yang sudah dilaksanakan dikelas secara berkelanjutan.
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yag optimal?
Pembelajaran berdiferensiasi akan menciptakan suatu lingkungan belajar yang positif karena setiap peserta didik dapat terlayani secara maksimal kebutuhan belajar mereka untuk mencapai kesuksesan dalam belajar. Menurut Tomlinson bahwa pembelajaran diferensiasi akan menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan meraik konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil setiap peserta didik sehingga peserta didik bisa lebih belajar dengan efektif. Pembelajaran diferensiasi membantu peserta didik mencapai hasil belajar optimal karena produk yang akan mereka hasilkan sesuai minat mereka, seperti peserta didik yang suka meggambar menghasilkan produk sebuah gambar. Peserta didik yang suka berbicara atau ekstrovert menghasilkan produk sebuah cerita, sedangkan peserta didik yang introvert akan menghasilkan produk berupa tulisan. Dengan demikian semua kebutuhan peserta didik akan terakomodasi sesuai dengan minat atau profil belajar yang mereka miliki.
Tujuan dari pembelajaran diferensiasi membantu peserta didik secara mandiri agar terbiasa dan menghargai keberagaman, meningkatkan kesadaran peserta didik, meningkatkan motivasi belajar karena mereka belajar sesuai dengan kemampuan dan gaya belajar mereka yang berbeda sehingga akan meningkatkan hasil belajar mereka. Pembelajaran diferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar dan membantu peserta didik mencapai hasil belajar optimal dengan strategi diferensiasi konten, proses dan produk. Diferensiasi konten berupa konsep dan keterampilan yang dipelajari peserta didik brdasarkan tujuan kurikulum. Diferensiasi proses berpusat pada kegiatan yang memungkinkan peserta didik berltih dan memahami konten, sedangkan diferensiasi produk adalah bukti yang menunjukkan apa yang telah dipahami oleh peserta didik. Dengan pembelajaran diferensiasi akan mengeksplorasi semua potensi yang ada atau dimiliki oleh peserta didik sehingga mereka dapat merdeka dalam menentukan tujuan, cara, dan hasil belajarnya.
Tugas pendidik dengan nilai dan peran guru penggerak sebagai agen perubahan dan pemimpin pembelajaran menuntun berkembangnya potensi setiap peserta didik kita sesuai dengan kodratnya, yang sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahawa pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Guru penggerak sebagai agen perubahan dalam membangun budaya positif disekolah berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan nilai-nilai guru penggerak: inovatif, kolaboratif, mandiri, reflektif dan pembelajaran yang berpihak kepada murid akan menguatkan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran, untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dengan penerapan pembelajaran diferensiasi untuk mewujudkan merdeka belajar di dalam kelas masing-masing agar tercipta lingkungan budaya positif yang memiliki nilai-nilai kebajikan berdasarkan Profil Pelajar Pancasila. Apakah kita sudah siap menjadi guru yang diimpikan peserta didik? “Jika kita tidak bisa menjadi guru luar biasa bagi peserta didik, maka jangan pernah menjadi guru yang biasa-biasa saja”. Salam dan Bahagia.
Memahami Murid dengan Pembelajaran Diferensiasi
202