Home Berita Opini; Tempat Jatuhnya Apel?

Opini; Tempat Jatuhnya Apel?

by ilham

Penulis: Prof. Wim Poli (Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB Unhas)

OPINI – Masa lalu, masa kini, dan masa depan, berada dalam satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tidaklah aneh bahwa seorang anak yang sedari kecil berada di sekitar ayahnya yang berprofesi sebagai dokter, misalnya, memilih menjadi mahasiswa kedokteran, dan akhirnya menjadi dokter. Sang ayah membanggakan anaknya. Wajar!

Hal yang sama cenderung berlaku bagi anak-anak para pebisnis, para rohaniwan, para jenderal, para politikus, dan sebagainya. Muncullah peribahasa: jatuhnya apel tidak jauh dari pohonnya.

Apakah ada pengecualian? Ada! Seorang kenalan penulis, misalnya, adalah anak seorang dokter. Ayahnya menghendakinya menjadi dokter, dan ia memang menjadi dokter. Setelah ayahnya meninggal, ia beralih menjadi pebisnis, sesuai dengan suara hatinya. Tidak setiap anak presiden bercita-cita jadi presiden.

Ada juga sebuah kasus lain, yaitu anak yang ibu dan bapaknya adalah dokter. Walau pun mampu, ia tidak mau menjadi dokter. Mengapa? Karena sedari kecil ia sering kecewa merindukan kehadiran ibu dan bapaknya, karena mereka sibuk melayani para pasien di tempat kerjanya.

Renungan: Kini terberita di media sosial berbagai pendapat pro-kontra tentang dinasti di bidang politik. Posisiku? (*)

WP: (16/08/2020)

Related Articles

Leave a Comment