KELASTER.COM,Makassar – Perkebunan Nusantara Grup Gelar Diskusi Kehumasan mengadakan Focus Group Discussion ( FGD) dengan tema memahami jurnalistik. Segala strategi kehumasan dibahas tuntas dalam FGD kali ini. Metode pengumpulan data, membuat berita press release yang tepat, bersahabat dengan wartawan dan lain sebagainya dikupas tuntas oleh para pemateri.
Kegiatan dipandu oleh Brilliant Johan Anugrah selaku Humas PTPN XI dan dibuka oleh Mohammad Soleh Kusuma – Kabag Sekper PTPN XI. Pada FGD batch 5 ini menghadirkan Key Note Speaker Imelda Aini Pohan – Kadiv Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara dan narasumber Vinda Maya Setianingrum – Kepala Humas UNESA dan Founder PR Improvement.
Imelda Aini Pohan – Kadiv Sekretaris Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara ini mengatakan “Seorang Humas berfungsi menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat luar. Kita harus lebih mengenali berita yang kita buat. Artinya kita selalu lebih tahu dibandingkan orang lain, Kamis (25/2/2021).
Selain itu Imelda Aini Pohan juga memberikan tips strategi dan proses di bidang kehumasan.
Berbeda dengan pemateri kedua, Vinda Maya Setianingrum, Kepala Humas Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menceritakan sepak terjang kehumasan Unesa. Seperti bagaimana ia dan semua crew mengambil sikap mengenai beredarnya potongan video berdurasi 30 detik tentang ospek daring mahasiswa baru yang viral di media sosial sejak Senin (14/9/2020). Dalam video tersebut terekam mahasiswi baru (maba) sedang ditanyai tiga orang yang diduga panitia ospek. Salah satu dari mereka menanyakan apakah mahasiswa baru tersebut memakai ikat pinggang atau tidak.
Vinda Maya membeberkan bagaimana dia bersama timnya membuat klarifikasi dengan cepat dan lugas. Dia juga beri pandangan bahwa kehumasan menjadi garda terdepan sumber informasi.
“Tugas kita sebagai garda terdepan selalu tampil di depan. Kehumasan menjadi lembaga yang berfungsi sebagai sumber informasi bagi masyarakat luar sana,” ujar Vinda Maya, Kamis (25/2/2021).
Lebih lanjut, karyawan PTPN XIV Dhirga Erlangga, salah satu peserta menanyakan strategi menyikapi media yang menyudutkan perusahaan. Dhirga kadang mendapatkan berita yang tidak berimbang dari narasumber yang ada.
“Jangan panik. Kita mempunyai hak jawab dan buat klarifikasi terkait berita negative yang beredar. Langkah kedua, kita bisa membuat berita positif yang dapat mematahkan berita tersebut. Kita dapat membuat berita positif dengan menggandeng semua stekholder yang memiliki kapasitas,” tandas Imelda Aini Pohan, Kamis (25/2/2021).
Imelda Pohan juga menyampaikan, membuat press release harus juga memperhatikan siapa pembaca yang dituju. Strategi ini harus dilaksanakan saat perusahaan meluncurkan press release.
“Membuat Press Release adalah sesuatu keahlian yang wajib dimiliki oleh seorang Humas. Kita wajib menyusun strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan citra positif perusahaan,” ujarnya, Kamis (25/2/2021 (rls/ilo)