Dalam operasional budidaya ikan, biaya terbesar adalah pakan. Biaya pakan yang terlalu mahal bagi pengusaha tambak ikan, karena pakan masih menggunakan pakan pabrikan. Hal ini menyebabkan usaha tambak ikan yang dikelola sering mengalami kerugian dalam usahanya. Selain itu banyak pengusaha tambak ikan belum mengetahui cara membuat pakan ikan secara mandiri dan belum mengetahui teknologi untuk pembuatan mesin pakan ikan. Salah satu Kelompok Usaha Tambak ikan yang memiliki permasalahan perihal pakan ikan yaitu CV Sahabat Ikan Makassar. CV Sahabat ikan Makassar merupakan salah satu usaha yang membudidayakan berbagai macam jenis ikan yaitu ikan mas, ikan nila, ikan lele dan ikan bawal. CV ini berada di Perumahan Mangga Tiga Jl. Poros Mangga Tiga No.27, Paccerakkang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada hari Rabu 25 Agustus 2021, Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penerapan Iptek dari Universitas Hasanuddin yang diketuai oleh Umi Kalsum, mahasiswa Departemen Mesin, Fakultas Teknik angkatan 2020, menyarahkan mesin pembuat pakan ikan (pelet) kepada mitra dari CV. Sahabat Ikan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan mahalnya harga pakan ikan tersebut. Pakan yang dibuat secara mandiri ini dapat diatur kandungan proteinnya sesuai standar kebutuhan ikan, dengan bahan yang mudah didapatkan dan proses pembuatan yang mudah. Ikut pula pada penyerahan alat tersebut Azwar Hayat, Ph.D sebagai dosen pendamping kegiatan PKM tersebut.
Berdasarkan keterangan Bapak Ilham dari CV. Sahabat ikan, harga pakan buatan pabrik saat ini mempunyai harga yang relatif mahal dan cenderung mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. “Pakan ikan memakan proposi terbesar dalam usaha tambak ikan, jadi dengan alat ini tentu akan sangat membantu usaha kami” ujarnya.
Proses perancangan dan pembuatan alat ini memakan waktu selama 6 bulan. Dimulai dari proses pengajuan proposal ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Tahun 2021 pada bulan februari sampai lolos pendanaan, pembuatan alat dan penyerahan kepada mitra di bulan agustus ini. “Totat waktu perancangan sampai pembuatan sekitar 5 bulan dari akhir februari sampai juli dan bulan agustus ini kami melakukan pengujian alat dan penyerahan dibulan yang sama” ujar Umi kalsum. Dengan pendanaan dari program PKM yang didanai DIKTI, maka dibuat teknologi tepat guna rancang bangun mesin pembuat pakan ikan yang dapat membantu kelompok usaha tambak ikan agar dapat memproduksi pakan ikan secara mandiri dan lebih ekonomis. (reles/*ilo)