Universitas Hasanuddin kembali menyelenggarakan Gerakan Unhas Mengaji dan Shalat Berjamaah (GUMSB). GUMSB kali ini merupakan kegiatan terakhir pada semester akhir Tahun Akademik 2021/2022. Kegiatan yang menjadi agenda rutin Unhas setiap pekan tersebut berlangsung mulai pukul 15.30 WITA secara luring terbatas di Masjid Ummul Hasanah, Lantai 1 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar dan terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Selasa (24/05).
Mengawali kegiatan, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Dr. drg. A. Arsunan Arsin, M.Kes., dalam sambutannya menjelaskan GUMSB merupakan bentuk penghayatan dan barometer keimanan. GUMSB hadir dengan harapan meningkatkan ketakwaan, sehingga mahasiswa maupun sivitas akademika Unhas tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga spiritual.
“Ini merupakan GUMSB yang terakhir pada semester ini dan akan kembali dilaksanakan pada awal semester baru mendatang. Kegiatan GUMSB Unhas hadir menjadi sarana yang baik bagi kita untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus menjadi program bermanfaat kepada sivitas akademika Unhas,” jelas Prof. Arsunan.
Kegiatan resmi dibuka oleh Sekretaris Universitas Prof. Dr. Ir. Nasaruddin Salam, MT. Dalam sambutannya, beliau mengatakan GUMSB Unhas merupakan satu gerakan yang secara konsisten berlangsung hingga saat ini.
Beliau mengatakan, setidaknya ada tiga kunci utama meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Pertama adalah membaca, dimana berbagai ilmu pengetahuan yang diperoleh bersumber dari bacaan. Selain membaca, diperlukan juga kesungguhan dan fokus dengan tujuan yang diraih serta yang terakhir adalah istiqomah.
“GUMSB ini merupakan gabungan membaca Al-Quran dan shalat berjamaah yang penting untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Sang Pencipta. Terima kasih kepada panitia yang secara berkelanjutan menghadirkan program ini,” jelas Prof. Nasaruddin.
Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai narasumber Ust. Dr. Yusring Sanusi B, SS., M.App.Ling. Beliau membahas tentang “Perbedaan Makna Kata Sebab, Perbedaan Penulisannya dalam Al-Quran – Rams Utsmany”. Dirinya mengatakan diperlukan kaidah dalam setiap perbuatan manusia. Kaidah ini penting untuk mendukung kekhususan shalat, menunjukkan kemukjizatan Al-Quran hingga menambah penguasaan teori tentang perbedaan makna pada kata yang sama yang ditulis berbeda dalam Al-Quran.
Setelah menyampaikan materinya, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kegiatan diikuti kurang lebih 1.000 peserta berlangsung lancar dan dijadwalkan berakhir pukul 18.00 Wita. (rilis/mir/ilo)