KELASTER.COM, WAJO – Jalan poros yang menghubungkan dua Kabupaten, tepatnya di daerah Cempa Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone, mengalami kerusakan yang cukup parah.
Kondisi ruas jalan yang berlubang dan berbatu sudah lama dikeluhkan masyarakat, khususnya pengguna jalan.
Hal itu pun diperparah disaat musim penghujan tiba. Selain ruas jalan yang sempit, material timbunan jalan kerap habis terkikis terbawa air hujan.
Masyarakat menginginkan adanya perhatian serius dari pemerintah setempat, berupa pengecoran atau pengaspalan jalan. Dikhawatirkan, jalan tersebut bisa saja terputus jika tidak segera ditangani, akibat tergerus aliran Sungai Walanae yang berada di tepi jalan.
Lukman, salah seorang pengguna jalan mengeluhkan kondisi itu. Jalan yang sudah bertahun-tahun dilaluinya, terkesan minim perhatian dari pemerintah setempat.
“Itu timbunan jalan kira-kira 2 meter tingginya. Terakhir saya lewat awal Covid, itu jalanan posisi sekitar 2 meter kebawah. Habis ditimbun turun lagi jalannya, mungkin tidak pernah diaspal. Kalau pengerasan berarti persiapan aspal, ini hanya ditimbun supaya bisa dilewati. Selama saya lewat hampir 3 tahun ini memang kelihatan tidak diaspal,” kesal Lukman, Minggu (9/8/2020).
Kerusakan ini membuat pengendara khususnya roda empat harus bergantian untuk melintas di jalur tersebut.
Pengguna jalan lainnya, Ruslan mengungkapkan bahwa jalan di daerah tersebut memang hampir tidak pernah bagus kondisinya.
“Memang di sini tiap datang musim hujan akan selalu begini. Air selalu naik bahkan biasa sampai di atas jalanan, biar sudah ditimbun jika datang air maka jalanan akan turun lagi,” ungkap Ruslan.
Pantauan kelaster.com di lokasi tersebut, kerusakan jalan diduga akibat abrasi dari aliran Sungai Walanae yang berada tepat di sisi jalan.
Sungai Walanae merupakan sungai terbesar yang terbentang dari Kabupaten Wajo dan alirannya terhubung hingga ke Kabupaten Bone.
Di samping jalan yang terbentang sekitar 300 meter tersebut, juga terlihat satu rumah warga yang roboh akibat terendam air sungai.
Kondisi ini sangat memprihatinkan dan butuh perhatian serius dari pemerintah setempat. Mengingat jalur ini merupakan jalan poros yang menghubungkan antara Kabupaten Wajo bagian barat dengan Kabupaten Bone bagian timur. (msl)