KELASTER.,COM – Asrama Kompleks Toddopuli, (25 November 2024) – Mahasiswa Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin yang diketuai oleh Novianti Sampepadang, beranggotakan Nur Fatimah Annisa R., Husni Mubarak, Fachrezi Haris, dan Nurilman Muharram, membentuk tim Shanodion sebagai bentuk partisipasi dalam program Inovasi Teknologi Tepat Guna (ITTG) yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin. Melangkah dari isu pertanian yang dihadapi oleh para ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Angin Mammiri, yaitu menurunnya hasil panen produk pertanian akibat perubahan iklim. Peningkatan suhu yang ekstrim menjadi masalah baru bagi KWT Angin Mammiri, sehingga Tim Shanodion mengembangkan inovasi berupa naungan otomatis (Automatical Shading Net), peningkatan efisiensi penggunaan air melalui pemanfaatan irigasi tetes, serta pertanian yang ramah lingkungan dengan penggunaan nanokompos organik.
Kegiatan diawali dengan penyerahan produk yang telah dikembangkan pada program Inovasi Teknologi Tepat Guna (ITTG) kepada Kelompok Wanita Tani yang ada di Kompleks Aspol Toddopuli. Produk ITTG yang dihadirkan oleh Tim Shanodion kepada KWT bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian cerdas dengan pemanfaatan teknologi, sehingga dapat diterapkan secara berkelanjutan
Penyerahan dilakukan secara langsung oleh salah satu anggota tim – Nurilman Muharram – kepada Ibu Asmawati, selaku ketua dari KWT Angin Mammiri. Penyerahan tersebut sebagai simbol kerjasama antara Mahasiswa Agroteknologi UNHAS dengan KWT Angin Mammiri. Penyerahan ini disaksikan oleh para wanita penggerak pertanian di Kompleks Aspol Toddopuli yang tergabung dalam KWT Angin Mammiri.
“Suhu di kota Makassar cenderung meningkat hingga mencapai 38°C, sehingga cukup sulit melakukan kegiatan pertanian dengan kondisi cuaca seperti ini. Panasnya matahari mempersulit fase vegetatif tanaman, belum lagi laju penguapan cenderung lebih besar pada kondisi suhu tinggi. Dengan hadirnya konsep inovasi berupa naungan serta irigasi tetes menjadi salah satu bentuk mitigasi dari suhu tingg,”ucap salah satu tim Shanodion.
Melalui program ITTG ini, Tim Shanodion juga memperkenalkan inovasi baru berupa penggunaan nanokompos organik sebagai salah satu pengganti pupuk kimia yang selalu digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Residu dari bahan kimia yang teroksidasi ke udara menjadi salah satu penyebab peningkatan suhu di bumi. “Sebaiknya kita cari cara untuk meminimalisir penggunaan pupuk kimia, karena residu dari bahan kimia menjadi salah satu penyebab peningkatan suhu akibat terbentuknya gas rumah kaca,”ujar tim Shanodion.
Inovasi yang dihadirkan oleh tim Shanodion mendapat dukungan penuh dari KWT Angin Mammiri, karena menjadi wadah bagi mereka untuk terus berkembang di bidang pertanian. “Dengan adanya program ini, kami merasa sangat terbantu dalam kegiatan bertani. Karena kami disibukkan dengan tugas sebagai ibu rumah tangga, dapat lebih mudah merawat tanaman kami karena sebagian besar kebutuhan tanaman sudah bisa dilakukan dengan otomatis. Kami juga bisa lebih tenang kalau ingin memasak sayuran, karena sudah pakai pupuk organik”
Melalui program ITTG ini, tim Shanodion mengharapkan dampak yang besar terhadap keberlanjutan kegiatan pertanian bagi KWT Angin Mammiri Toddopuli, dan dapat berkembang meluas di kalangan ibu rumah tangga, dalam memanfaatkan teknologi pada sistem pertanian. Dengan adanya kesadaran untuk mengabdi secara langsung kepada masyarakat, Tim Shanodion UNHAS membawa inovasi mereka sebagai bentuk nyata partisipasi aktif mahasiswa dalam menciptakan solusi yang inovatif, kerkelanjutan, dan membawa dampak yang bermanfaat sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.(rls)