Home Berita Unhas Tuan Rumah Sidang Tahunan Majelis Senat Akademik PTN-BH 2020

Unhas Tuan Rumah Sidang Tahunan Majelis Senat Akademik PTN-BH 2020

by Saleh

KELASTER.COM,MAKASSAR – Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Tahunan Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) tahun 2020. Acara yang menggabungkan luring dan daring ini diikuti oleh 112 delegasi Senat Akademik dari 11 PTN-BH , Sabtu (31/10), mulai pukul 09.00 Wita.

Acara luring berlangsung di Ruang Rapat Senat, Lantai 2 Gedung Rektorat, dihadiri oleh Rektor Unhas, Ketua Senat Akademik Unhas, Ketua Dewan Professor Unhas, dan panitia. Kegiatan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat.

Ketua Panitia Pelaksana, Prof. Dr. Ir. Syafruddin Syarif, MT menjelaskan bahwa agenda pertemuan tahunan ini akan membahas beberapa rekomendasi yang terbagi dalam rekomendasi komisi dan rekomendasi pimpinan.

“Pertemuan ini akan membahas rekomendasi tiga komisi, yaitu Komisi I bidang akademik dan sarana prasarana, Komisi II bidang riset, pengabdian masyarakat, dan inovasi, dan Komisi III bidang sumber daya manusia dan kerja sama,” kata Prof. Syafruddin.

Sidang Tahunan MSA ini juga akan membahas rekomendasi pimpinan yang ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, serta untuk Rektor 11 PTN-BH.

“Sidang Tahunan ini juga menjadi momentum estafet kepemimpinan MSA PTN-BH dari Universitas Indonesia ke Universitas Hasanuddin. Pertemuan juga membahas rekomendasi penguatan Unhas sebagai Ketua MSA tahun 2020-2021,” kata Prof. Syafruddin.

Ketua Senat Akademik Universitas Indonesia, sebagai Ketua MSA PTN-BH periode 2019-2020 (Prof. Dr. Nachrowi, M.Sc, M.Phil) menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Beliau juga menguraikan situasi pendidikan tinggi yang menjadi tantangan bagi Senat Akademik dan bagi pengelola PTN-BH.

“Dampak pandemi diperkirakan masih akan berlangsung hingga semester pertama tahun 2021, sehingga kampus nampaknya masih akan belajar daring hingga tahun depan. Ini menjadi isu yang perlu dibahas, bagaimana perguruan tinggi khususnya PTN-BH menyikapi kondisi tersebut,” kata Prof. Nachrowi.

Dalam kaitannya dengan kebijakan pendidikan tinggi, Prof. Nachrowi secara khusus meminta perhatian terkait kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Menurutnya, Kampus Merdeka seharusnya bukan saja memfokuskan pada mahasiswa, namun juga dosen sebagai bagian tidak terpisahkan perlu diperhatikan.

“Dosen di Indonesia ibarat manusia-manusia super, yang diharapkan bisa melaksanakan semua elemen tri dharma perguruan tinggi secara sempurna. Dalam kenyataannya, dosen itu mempunyai passion yang berbeda-beda. Ada dosen yang bagus mengajar, namun biasa-biasa saja dalam penelitian, atau sebaliknya. Dosen perlu dievaluasi sesuai passion-nya,” kata Prof. Nachrowi.

Rektor Unhas, Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA, dalam sambutan pembukaan mengharapkan sinergi dan dukungan MSA bagi pengelola PTN-BH, sehingga pengelola perguruan tinggi dapat melahirkan model-model yang bisa menjadi prioner dan dapat dirujuk oleh perguruan tinggi lain.

“Saat ini kita berada dibawah dua kementerian, yaitu Kemendikbud dan Kemenristek/BRIN. Kita berharap ada jalan yang lebih cepat dengan tingkat kesiapan inovasi yang tinggi. Kita mendorong dosen-dosen dan peneliti untuk aktif melakukan penelitian dengan tingkat kesiapan inovasi yang siap untuk hilirisasi,” kata Prof. Dwia.

Namun disisi lain, keterbatasan anggaran masih menjadi isu yang dihadapi perguruan tinggi. Peralatan di laboratorium banyak yang harus diperbaharui. Pada dekade 1970-an, anggaran riset perguruan tinggi pernah mencapai sampai 0.6% dari PDB. Namun sekarang ini cenderung terus menurun.

“Beberapa waktu lalu, Bapak Presiden menyampaikan pada pertemuan dengan Forum Rektor PTN untuk membantu hal ini, bahkan memberi peluang kebijakan seperti pengurangan pajak bagi industri yang akan berinvestasi dalam bidang riset,” kata Prof. Dwia.

Delegasi yang hadir dalam Sidang Tahunan ini terdiri atas: Universitas Indonesia (15 orang), Universitas Hasanuddin (12 orang), Universitas Sumatera Utara (10 orang), Universitas Diponegoro (11 orang), Institut Teknologi Bandung (8 orang), Institut Teknologi Surabaya (12 orang), Universitas Pendidikan Indonesia (10 orang), Institut Pertanian Bogor (6 orang), Universitas Airlangga (9 orang), Universitas Padjadjaran (7 orang), Universitas Gadjah Mada (12 orang).

Usai pembukaan secara resmi, Sidang Tahunan MSA PTN-BH dilanjutkan dengan pembahasan rekomendasi pada setiap komisi, hingga pukul 12.00 Wita.(*/ir/ilo)

Related Articles

Leave a Comment